How to,

Cara Menghilangkan dan Mengobati Trauma pada Anak

3:03 AM Priscillia Charista 0 Comments


Trauma adalah “kerusakan” jiwa yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa traumatik yang dapat mengubah respon seseorang terhadap stres masa depan.
Kebanyakan anak lebih rentan mengalami trauma karena secara psikologis mereka belum cukup siap menghadapi suatu peristiwa seperti halnya orang dewasa. Sebagai orang tua kita perlu peka terhadap perubahan yang terjadi pada anak.

Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memulihkan trauma pada anak :

1. Berikan keamanan dan kenyamanan
Mungkin pertengkaran Anda dengan pasangan dapat menjadi pemicu anak mengalami trauma. Maka hindarilah bertengkar dengan pasangan Anda didepan anak Anda. Mungkin Anda sendiri juga sedang merasa stres tapi jangan sampai Anda ikut membentak anak, apalagi saat ia sedang ketakutan.
Anak memerlukan kasih sayang dan pelukan hangat saat dia merasa ketakutan, sehingga ia mendapat rasa aman dan nyaman. Dengan begitu ia dapat merasa yakin bahwa semua akan baik-baik saja.

2. Biarkan Menangis
Menangis merupakan salah satu respon terhadap trauma yang paling baik. Kenapa menangis merupakan respon yang baik? Karena jika orang mengalami trauma dan ia diam saja, akan lebih sulit diditeksi oleh orang lain dan cenderung menyimpan stresnya sendiri di dalam hati, sehingga tidak ada orang yang dapat mengetahui dan membantunya melewati masa-masa sulit. Menangis merupakan cara anak untuk menyalurkan emosi dan gejolak hati mereka. Biarkan ia menangis dan tetaplah berada disampingnya, sehingga Anda dapat memberikan pelukan dan menenangi dia saat anak Anda membutuhkan Anda.

3. Ajak Bicara
Tidak semua anak pandai mengungkapkan perasaanya. Beberapa dari mereka tidak mau bahkan tidak bisa menceritakan masalahnya kepada orang tuanya. Karena itu, Anda harus mulai berpikir seperti anak muda lagi dan mencoba memahami posisi dan perasaannya.
Saat suasananya tepat, ajak anak Anda yang mungkin sedang mengalami trauma tersebut untuk berbicara. Harus sabar dan tidak memaksa, karena butuh waktu untuk mendapatkan kepercayaan anak untuk bercerita dengan orang tuanya. Minta anak Anda untuk menceritakan perasaan apa yang sedang ia rasakan. Usahakan Anda tetap mendengarkan ceritanya hingga selesai tanpa memotong pembicaraanya. Simpan poin – poin dimana Anda tidak setuju dengan pernyataan anak Anda.
Setelah anak Anda selesai bicara, barulah Anda berikan pendapat dengan penuh kasih. Buka cara pikir anak Anda agar dapat menerima kenyataan konflik yang membuatnya trauma. Berikan pandangan anda mengenai poin –poin yang Anda tidak setuju dengan kata – kata yang bijak, jangan seperti menghakimi anak Anda. Jangan sampai menimbulkan percikan emosi terhadap anak Anda.

4. Jangan membohongi Anak
Ditinggal dengan orang yang anak Anda kasihi juga memungkinkan anak Anda merasa trauma. Pada saat seperti ini, mungkin kita berpikir untuk membohonginya adalah solusi termudah yang dapat kita temukan saat itu. Mungkin kebohongan tersebut akan berhasil tapi sebenarnya kebohongan hanya masalah waktu. Membohongi anak seperti itu justru akan membuat anak merasa lebih kecewa saat mengetahui dirinya dibohongi. Lebih baik jujur, beritahukan kondisi sebenarnya dan biarkan anak menghadapi luka sementara, dan menghadapinya agar mentalnya lebih kuat dari hari ke hari.

5. Luangkan waktu
Sesibuk apapun Anda, luangkan waktu untuk mengajaknya mengobrol atau menemaninya. Agar anak menyadari bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi segala persoalan sehingga membuat anak merasa lebih tenang, khususnya pada saat ia mengalami stres karena suatu peristiwa yang traumatik.

6. Jangan menyalahkannya
Tingkat ketenangan seseorang dalam menghadapi suatu peristiwa memang berbeda-beda. Disinilah anda perlu lebih memahami kondisi psikologis anak yang pada umumnya belum sekuat dan setegar orang dewasa. Karena itu, daripada menghakimi anak atas apa yang dia alami dan menyudutkan atau menyalahkannya, cobalah untuk memahami perasaannya. Sadarkan anak Anda bahwa kesalahan dapat diperbaiki, namun harus dihadapi dan menanggung resiko yang ada, tapi jangan lupa katakan bahwa ia tidak sendirian menanggung resiko tersebut, Anda siap menemaninya kapanpun dia membutuhkan support. Dengan begini anakpun dapat lebih bertanggung jawab dan tidak mengulangi kesalahannya.

7. Menyenangkannya

Cara memulihkan trauma pada anak salah satunya dengan cara menyenangkannya. Para ahli percaya bahwa trauma pada anak dapat lebih cepat pulih saat ia mendapatkan kesenangan, kesenangan tidak dapat dipandang dengan cara memanjakan anak, namun menyenangkan anak dengan memberikannya waktu dan perhatian khusus, atau membuatnya merasa spesial. Hal ini dinilai mampu memancing rasa senang anak dan berangsur – angsur menghilangkan trauma pada anak.

You Might Also Like

0 comment: