How to,
Trauma adalah “kerusakan” jiwa yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa traumatik yang dapat mengubah respon seseorang terhadap stres masa depan.
Cara Menghilangkan dan Mengobati Trauma pada Anak
Trauma adalah “kerusakan” jiwa yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa traumatik yang dapat mengubah respon seseorang terhadap stres masa depan.
Kebanyakan anak lebih rentan mengalami trauma karena secara
psikologis mereka belum cukup siap menghadapi suatu peristiwa seperti halnya
orang dewasa. Sebagai orang tua kita perlu peka terhadap perubahan yang terjadi
pada anak.
Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memulihkan
trauma pada anak :
1. Berikan keamanan dan kenyamanan
Mungkin pertengkaran Anda dengan pasangan dapat menjadi
pemicu anak mengalami trauma. Maka hindarilah bertengkar dengan pasangan Anda
didepan anak Anda. Mungkin Anda sendiri juga sedang merasa stres tapi jangan
sampai Anda ikut membentak anak, apalagi saat ia sedang ketakutan.
Anak memerlukan kasih sayang dan pelukan hangat saat dia
merasa ketakutan, sehingga ia mendapat rasa aman dan nyaman. Dengan begitu ia
dapat merasa yakin bahwa semua akan baik-baik saja.
2. Biarkan Menangis
Menangis merupakan salah satu respon terhadap trauma yang
paling baik. Kenapa menangis merupakan respon yang baik? Karena jika orang
mengalami trauma dan ia diam saja, akan lebih sulit diditeksi oleh orang lain
dan cenderung menyimpan stresnya sendiri di dalam hati, sehingga tidak ada
orang yang dapat mengetahui dan membantunya melewati masa-masa sulit. Menangis
merupakan cara anak untuk menyalurkan emosi dan gejolak hati mereka. Biarkan ia
menangis dan tetaplah berada disampingnya, sehingga Anda dapat memberikan
pelukan dan menenangi dia saat anak Anda membutuhkan Anda.
3. Ajak Bicara
Tidak semua anak pandai mengungkapkan perasaanya. Beberapa
dari mereka tidak mau bahkan tidak bisa menceritakan masalahnya kepada orang
tuanya. Karena itu, Anda harus mulai berpikir seperti anak muda lagi dan
mencoba memahami posisi dan perasaannya.
Saat suasananya tepat, ajak anak Anda yang mungkin sedang
mengalami trauma tersebut untuk berbicara. Harus sabar dan tidak memaksa,
karena butuh waktu untuk mendapatkan kepercayaan anak untuk bercerita dengan
orang tuanya. Minta anak Anda untuk menceritakan perasaan apa yang sedang ia
rasakan. Usahakan Anda tetap mendengarkan ceritanya hingga selesai tanpa
memotong pembicaraanya. Simpan poin – poin dimana Anda tidak setuju dengan
pernyataan anak Anda.
Setelah anak Anda selesai bicara, barulah Anda berikan
pendapat dengan penuh kasih. Buka cara pikir anak Anda agar dapat menerima
kenyataan konflik yang membuatnya trauma. Berikan pandangan anda mengenai poin –poin
yang Anda tidak setuju dengan kata – kata yang bijak, jangan seperti menghakimi
anak Anda. Jangan sampai menimbulkan percikan emosi terhadap anak Anda.
4. Jangan membohongi Anak
Ditinggal dengan orang yang anak Anda kasihi juga
memungkinkan anak Anda merasa trauma. Pada saat seperti ini, mungkin kita
berpikir untuk membohonginya adalah solusi termudah yang dapat kita temukan
saat itu. Mungkin kebohongan tersebut akan berhasil tapi sebenarnya kebohongan
hanya masalah waktu. Membohongi anak seperti itu justru akan membuat anak merasa
lebih kecewa saat mengetahui dirinya dibohongi. Lebih baik jujur, beritahukan
kondisi sebenarnya dan biarkan anak menghadapi luka sementara, dan
menghadapinya agar mentalnya lebih kuat dari hari ke hari.
5. Luangkan waktu
Sesibuk apapun Anda, luangkan waktu untuk mengajaknya mengobrol
atau menemaninya. Agar anak menyadari bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi
segala persoalan sehingga membuat anak merasa lebih tenang, khususnya pada saat
ia mengalami stres karena suatu peristiwa yang traumatik.
6. Jangan menyalahkannya
Tingkat ketenangan seseorang dalam menghadapi suatu
peristiwa memang berbeda-beda. Disinilah anda perlu lebih memahami kondisi
psikologis anak yang pada umumnya belum sekuat dan setegar orang dewasa. Karena
itu, daripada menghakimi anak atas apa yang dia alami dan menyudutkan atau
menyalahkannya, cobalah untuk memahami perasaannya. Sadarkan anak Anda bahwa
kesalahan dapat diperbaiki, namun harus dihadapi dan menanggung resiko yang
ada, tapi jangan lupa katakan bahwa ia tidak sendirian menanggung resiko
tersebut, Anda siap menemaninya kapanpun dia membutuhkan support. Dengan begini anakpun dapat lebih bertanggung jawab dan
tidak mengulangi kesalahannya.
7. Menyenangkannya
Cara memulihkan trauma pada anak salah satunya dengan cara menyenangkannya.
Para ahli percaya bahwa trauma pada anak dapat lebih cepat pulih saat ia
mendapatkan kesenangan, kesenangan tidak dapat dipandang dengan cara memanjakan
anak, namun menyenangkan anak dengan memberikannya waktu dan perhatian khusus,
atau membuatnya merasa spesial. Hal ini dinilai mampu memancing rasa senang
anak dan berangsur – angsur menghilangkan trauma pada anak.
0 comment: